News

Ada Harapan Vaksin HIV Hadir di Dunia 

Rabu, 31 Agu 2022 – 14:58 WIB

Ilustrasi HIV/AIDS. (Foto: Thinkstock/vchal)

Ilustrasi HIV/AIDS. (Foto: Thinkstock/vchal)

Penelitian yang memakan waktu lama hampir 40 tahun, ternyata masih belum menghasilkan vaksin untuk memerangi HIV/AIDS. Meski begitu, diskusi baru-baru ini pada Konferensi AIDS Internasional ke-24 di Montreal memberikan beberapa harapan bahwa situasi itu mungkin berubah. 

Mengutip dari Forbes, Rabu, (31/08/2022), setelah setahun dunia terhantam badai pandemi COVID-19, dua vaksin yang secara efektif mengurangi risiko penyakit ini telah disetujui untuk digunakan oleh Food and Drug Administration. 

Pelajaran yang didapat selama pengembangan vaksin tersebut dapat memacu upaya untuk mengembangkan vaksin terhadap HIV/AIDS.

Apa yang bisa dipelajari untuk vaksin HIV dari pengembangan vaksin COVID-19?

Seperti yang dicatat Dr. Haynes pada AIDS 2022, pendekatan pengembangan vaksin tradisional, yang umumnya menggunakan protein untuk merangsang sistem kekebalan, lambat dan mahal. 

Namun, vaksin COVID-19 Moderna dan Pfizer-BioNTech menggunakan platform mRNA. Pendekatan ini memiliki beberapa manfaat dibandingkan proses pengembangan vaksin yang lebih tradisional. 

Terutama, lebih murah dan lebih cepat. Secara teori, banyak vaksin yang sedikit berbeda dapat dikembangkan dan diuji dengan relatif cepat. 

Para peneliti berharap bahwa fleksibilitas ini akan memungkinkan mereka untuk dengan cepat menyaring banyak vaksin sekunder yang potensial. Mudah-mudahan, salah satunya akan menginduksi antibodi penetralisir luas yang telah lama dicari.

Pencarian vaksin HIV yang efektif merupakan proses yang lambat dan sulit. 

Tetapi perjuangan selama 40 tahun telah menguntungkan bidang vaksin dalam banyak hal. 

Sistem kekebalan manusia lebih baik karena pekerjaan yang dilakukan pada HIV. Bisa dibilang, vaksin COVID-19 dikembangkan begitu pesat sebagian karena pelajaran yang dipetik dari HIV. Sekarang, mungkin, pelajaran dari COVID-19 akan berdampak pada pengembangan vaksin HIV.

HIV/AIDS di Indonesia 

HIV/AIDS di Indonesia belakangan menjadi banyak diperbincangkan. Hal ini karena dilaporkan adanya 407 mahasiswa di Kota Bandung, Jawa Barat mengidap HIV. Padahal, menurut Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan, Maxi Rein Rondonuwu, angka tersebut adalah akumulasi selama 31 tahun.

“Jadi, data tersebut merupakan jumlah akumulasi sejak tahun 1991, bukan data stu tahun. Kasus ini akumulatif selama 31 tahin,” kata Maxi seperti mengutip dari Antara

Menurut data yang dihimpun Kemenkes sejak 1991 hingga Agustus 2022 di Kota Bandung, ada sekitar 10.700 kasus, sebanyak 407 dialami kelompok berisiko tinggi dari kalangan mahasiswa.

Masih menurutnya,  seluruh temuan kasus HIV/AIDS di wilayah tersebut mendapat perawatan terapi obat Antiretroviral (ARV) untuk mengurangi risiko penularan HIV. Obat tersebuh juga dapat menghambat perburukan infeksi oportunistik, meningkatkan kualitas hidup penderita HIV, dan juga menurunkan jumlah virus dalam darah sampai tidak terdeteksi. 

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button