Friday, 27 June 2025

Arema Gelar Doa Bersama Peringati 1.000 Hari Tragedi Kanjuruhan

Arema Gelar Doa Bersama Peringati 1.000 Hari Tragedi Kanjuruhan


Manajemen, pemain, dan ofisial Arema FC menggelar doa bersama untuk memperingati 1.000 hari Tragedi Kanjuruhan, sekaligus mengenang 135 korban jiwa dalam insiden memilukan tersebut. Prosesi digelar di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, pada Kamis (26/6/2025) sore usai sesi latihan tim.

“Inti dari pembacaan doa ini adalah untuk mendoakan para korban Tragedi Kanjuruhan,” ujar General Manager Arema FC, Yusrinal Fitriandi, di sela kegiatan.

Terlihat seluruh pemain termasuk legiun asing seperti Lucas Frigeri dan Thales Lira turut mengikuti acara doa bersama. Jajaran manajemen klub dan perwakilan dari Presidium Aremania Utas juga hadir dan ikut membaur dalam suasana khidmat tersebut.

Tradisi Suroan dan Seruan Keadilan

Selain mengenang tragedi yang terjadi pada 1 Oktober 2022 silam, doa bersama ini juga bertepatan dengan malam 1 Suro atau dikenal dalam tradisi Jawa sebagai malam Suroan. “Ada bacaan doa akhir dan awal tahun yang kami panjatkan,” tambah Yusrinal.

Tragedi Kanjuruhan merupakan salah satu momen paling kelam dalam sejarah sepak bola Indonesia, yang terjadi usai pertandingan Liga 1 antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya. Kepanikan akibat penggunaan gas air mata oleh aparat menyebabkan 135 orang kehilangan nyawa.

Insiden ini mendapat sorotan luas baik dari dalam negeri maupun internasional, termasuk dari organisasi suporter klub-klub luar negeri. Gelombang dukungan dan seruan keadilan membanjiri media sosial dan ruang-ruang publik, mendesak pengusutan tuntas dan reformasi menyeluruh dalam pengelolaan pertandingan sepak bola.

Aksi Damai di Malang

Selain di stadion, peringatan 1.000 hari juga digelar dalam bentuk aksi damai Kamisan oleh masyarakat sipil di depan Balai Kota Malang. Peserta aksi mengenakan pakaian serba hitam dan membawa berbagai poster bertuliskan tuntutan keadilan dan jumlah korban tragedi.

Peringatan ini menjadi pengingat bahwa luka Kanjuruhan belum benar-benar sembuh. Seruan agar tragedi serupa tidak terulang kembali terus digaungkan oleh berbagai pihak, termasuk klub dan komunitas suporter.

Ibnu Naufal