News

900 Juta Orang di China Diperkirakan Tertular COVID-19

Di tengah pergulatan China mengatasi lonjakan besar penularan virus corona, studi baru yang dilakukan oleh Peking University memperkirakan virus itu telah menginfeksi sekitar 900 juta orang di negara tersebut hingga saat ini.

China berhenti merilis data COVID harian setelah berakhir kebijakan nol-COVID. Pemerintah mengeklaim jumlah total kematian sejak awal pandemi sekitar 5.200. Namun, banyak pakar kesehatan menganggap jumlah itu sangat kecil.

Mungkin anda suka

Studi Peking University menunjukkan sekitar 64 persen orang di China diperkirakan telah tertular. Jumlah itu diperkirakan meningkat selama arus mudik Tahun Baru Imlek 2023.

Sementara penularan melonjak, jaringan media sosial China pekan ini menampilkan diskusi yang hangat tentang keputusan otoritas kesehatan bahwa obat untuk COVID, Paxlovid, tidak akan ditanggung oleh asuransi kesehatan dasar negara itu setelah 31 Maret nanti.

Badan Asuransi Kesehatan Nasional China merilis pernyataan di situs resminya pada 8 Januari 2023, yang mengatakan bahwa mereka gagal memasukkan obat Paket Kombinasi Nirmatrelvir dan Ritonavir (Paxlovid) untuk obat COVID ke dalam katalog asuransi kesehatan karena tingginya harga yang dikutip Pfizer, produsen obat yang berbasis di AS.

CEO Pfizer Albert Bourla mengungkapkan pada konferensi perawatan kesehatan J.P. Morgan di San Francisco pada 9 Januari bahwa pembicaraan dengan China tentang penetapan harga obat itu terhenti setelah China meminta harga yang lebih rendah daripada harga yang dikutip Pfizer untuk sebagian besar negara berpenghasilan menengah ke bawah.

“Mereka adalah ekonomi tertinggi kedua di dunia. Menurut saya, tidak seharusnya mereka membayar kurang dari (apa yang dibayar) El Salvador,” kata Bourla, mengutip kantor berita Reuters, Minggu (15/1/2023).

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button