Hangout

83 Persen Ibu Aktif Bikin Konten di Media Sosial

Digital Mum Survey dilakukan dalam kurun waktu 4 minggu, dan telah melibatkan 1000 orang tua atau ibu yang tinggal di beberapa kota besar di Indonesia. Mulai dari Jabodetabek, Bandung, Yogyakarta, Malang, Surabaya, Bali, Nusa Tenggara dan Medan. Salah satu hasilnya adalah ternyata ada sekitar 83 persen ibu aktif membuat konten di aplikasi sosial media. Kemudian ada 66 persen yang memanfaatkan untuk berbelanjan kebutuhan mereka sehari-hari.

Hal tersebut adalah hasil dari Digital Mum Survey yang memperlihatkan bahwa dalam kurun waktu dua tahun belakangan Indonesia mengalami Pandemi COVID-19. Hal tersebut sangat memengaruhi kebiasaan dan peningkatan para ibu dalam menggunakan perangkat gawainya. Salah satu sebabnya dikarenakan baik sekolah atau bekerja lebih banyak dilakukan di rumah.

Selain memanfaatkan gawai untuk mendukung proses belajar dan bekerja dari rumah, ternyata para orang tua juga banyak menggunakan gawainya untuk media sosial. Digital Mum Survey ini memperlihatkan bahwa pengguna media sosial meningkat tahun ini, dengan rata-rata waktu yang dihabiskan untuk 3 jam untuk akhir pekan dan hampir 4 jam hari kerja.

Meskipun mayoritas para ibu masih menggunakan e-commerce untuk membeli berbagai kebutuhan, tingkat penggunaannya lebih rendah dari tahun-tahun sebelumnya karena pembatasan sosial COVID-19 berakhir di sebagian besar negara.

DMS ini juga semakin membuktikan bahwa sebuah ulasan produk memainkan peran yang sangat penting sebelum ibu akhirnya membeli sesuatu secara online.

“Lewat survei ini, 97 persen ibu mengatakan bahwa dirinya akan melakukan penelitian dulu sebelum memutuskan untuk membeli sebuah produk, sementara, 91 persen ibu akan melihat ulasan yang telah diberikan. Setidaknya, sebelum mereka melakukan pembelian, mereka akan membaca 7-8 review produk dan 2-3 artikel untuk informasi produk lebih dulu,” ujar Maju Widjaja – Head of Business Unit/Market Research theAsianparent Indonesia, Jakarta, Rabu, (8/6/2022).

Dalam penelitian ini, ada 51 persen ibu terkadang tidak merencanakan pembelian.

Media Sosial
Dokumentasi Inilah.com

Dari 954 ibu yang terlibat dalam survei ini, ternyata 98 persen memperlihatkan bahwa mereka masih senang memanfaatkan e-commerce dalam berbelanja. Sedangkan 2 persen lainnya membeli lewat platform lain, seperti brand website, sosial media, atau platform lainnya.

Seperti tahun sebelumnya, Shopee masih menjadi aplikasi yang paling banyak digunakan oleh para ibu saat belanja online (98 persen), sedangkan dibandingkan tahun 2021, tahun ini Tokopedia juga terlihat mengumpulkan lebih banyak penggunanya di tahun 2022 (65 persen), menyusul Lazada (50 persen), BliBli (20 persen), JD.ID (19 persen), Bukalapak (16 persen, Orami 915 persen), Zalora (8 persen), Bhinneka (1 persen), dan sisanya menggunakan platform lainnya.

Berbeda dari tahun sebelumnya, tahun 2022 ini para ibu justru lebih banyak mencari lebih produk bayi dan rumah tangga tahun ini. Sekitar 8 persen peningkatan produk bayi dan 12 persen produk rumah tangga dari ibu-ibu akan dibeli selama tahun ini.

Lewat DMS ini, theAsianparent juga melihat bahwa tahun 2022 ini ada 5 Konten teratas yang menjadi pilihan pilihan para ibu adalah konten yang terkait dengan parenting (78 persen, konten yang menawarkan berbagai kontes atau giveaway (51 persen), informasi yang terkait dengan liburan (46 persen), berbagai promosi (43 persen) dan kutipan yang menginspirasi (35 persen).

“Di tahun 2022 ini, semakin banyak ibu yang aktif mencari informasi online terkait baby dan parenting tips, kami juga melihat ada peningkatan 3 persen ibu yang mencari lebih banyak ulasan produk melalui media sosial,” tambahnya.

Selain melihat kebiasaan dalam penggunaan gawai dan berbelanja online para ibu, Digital Mum Survey ini juga memperlihatkan adanya peningkatan penggunaan online TV apps.

Meskipun Netflix masih mendominasi layanan Streaming TV  atau Aplikasi, Vidio terlihat memperoleh lebih banyak penggunanya tahun ini.

Tak ketinggalan, penggunaan aplikasi untuk konsultasi kesehatan secara online juga masih banyak dimanfaatkan para ibu. Salah satu dari banyak alasan dikarenakan pemerintah sempat melakukan pembatas sosial.

Dengan demikian lebih banyak ibu untuk berkonsultasi melalui janji tatap muka daripada konsultasi online.

“Tahun ini terjadi penurunan, hanya 50 persen yang menggunakan konsultasi kesehatan secara online. Tahun lalu mencapai angka 80 persen, jadi penurunan 30 persen. Salah satu alasannya mengapa mereka melakukan konsultasi online karena lebih menghemat waktu dan juga obat bisa datang langsung di depan rumah. Kemudian harga juga sangat terjangkau,” paparnya.

Ada beberapa alasan mengapa para ibu lebih suka menggunakan aplikasi e-konsultasi

1.     Bisa menghemat waktu dibandingkan dengan melakukan konsultasi tatap muka

2.     Menggunakan aplikasi kesehatan lebih murah daripada kunjungan fisik

3.     Obat bisa diantar langsung ke rumah

4.     Kendala jarak, sehingga konsultasi online dengan dokter mana pun bisa lebih mudah dan nyaman

5.     Ketidakmampuan untuk konsultasi secara langsung ke RS karena kondisi kesehatan

6.     Ingin merahasiakan kunjungan dokter.

Meski demikian, dibandingkan tahun 2021 lalu, penggunaan aplikasi kesehatan untuk konsultasi ini 39 persen lebih rendah dibandingkan tahun 2021 lalu.

Terakhir DMS ini memperlihatkan masih tingginya pembelian makanan atau berbelanja secara online menggunakan aplikasi online. Kemudian dengan aplikasi transportasi yang masih banyak digunakan para ibu. Dan yang paling populer adalah Gojek di mana 75 persen download dan 58 persen paling sering digunakan.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button