Hangout

7 Upaya Atasi Kenaikan Kasus Omicron

Kasus Omicron terus meningkat di dunia dan Indonesia. Harapan semua orang adalah kasus Omicron bisa turun dan terkendali dengan baik. Tjandra Yoga Aditama, Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia menjelaskan, ada 7 upaya atasi kenaikan kasus Omicron.

Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara itu menjelaskan, setidaknya ada 7 hal yang menjadi upaya atasi kenaikan kasus Omicron:

1. Atasi Kenaikan kasus Omicron dengan lacak sumber utama transmisi lokal

“Transmisi lokal atau penyebaran lokal yang sekarang sudah terjadi harus dicari dari mana sumber mereka tertular.

“Bukan hanya mereka menularkan kemana. Kalau tahu sumber awalnya maka bisa dicek kemana saja si sumber awal itu sudah menularkan, dan semuanya di isolasi,” kata Tjandra Yoga Aditama kepada INILAH.COM, Jakarta, Rabu, (12/01/2022).

2. Kasus OTG (Orang Tanpa Gejala)

“Karena banyak kasus yang OTG dan hanya ditemukan waktu test, maka jumlah test di populasi harus lebih ditingkatkan, supaya kalau ada OTG ditemukan dan di isolasi tidak menularkan ke sekitarnya,” tambahnya.

3. Pengawasan dari luar negeri juga harus terus ketat

“Juga melalui mekanisme International Health Regulation (IHR) disampaikan informasi ke negara asal varian Omicron kita agar di negara itu juga dilakukan testing dan tracing dari kemungkinan sumber penular di negara itu. Apalagi kalau ada PMI maka dicek di sana apakah sudah ada penularan di antara mereka,” paparnya.

4. Pemberian vaksinasi COVID-19 untuk Lansia terus digenjot

Karena masih 43 persen populasi dan 56 persen lansia belum divaksin memadai (2 kali) maka angka ini harus segera dikejar untuk divaksin semaksimal mungkin.

“Pemberian booster tentu baik dan segera dimanfaatkan oleh yang sudah mendapat kesempatan ini. Tetapi secara makro maka pemberian booster jangan sampai mengorbankan upaya pemberian vaksin yang dua kali yang mutlak amat diperlukan,” tambahnya.

5. Kesiapan pelayanan kesehatan

Kesiapan dari pelayanan kesehatan mulai dari yang primer, sekunder dan tertier harus terus ditingkatkan.

6. Protokol kesehatan yang ketat

Menjalankan protokol kesehatan yang ketat menjadi salah satu upaya untuk menjaga diri dari sebaran COVID-19.

“Upaya komunikasi risiko yang intensif agar protokol kesehatan dapat dilakukan lebih baik lagi, ini bukan lagi new normal tapi sudah menjadi now normal,” ujarnya.

7. Data harus update

“Data harus selalu updated, antara lain dengan surveilans yang ketat, sehingga dinamika pengambilan keputusan publik dapat berdasar data real time, tepat dan cepat,” paparnya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Mia Umi Kartikawati

Redaktur, traveller, penikmat senja, musik, film, a jurnalist, content creator enthusiast, food lovers, a mom who really love kids. Terus belajar untuk berbagi dan bersyukur dalam jalani hidup agar bisa mendapat berkah.
Back to top button