Hangout

7 Cara Atasi Trauma Usai Hadapi Bencana Alam

Jika Anda pernah mengalami bencana alam seperti gempa bumi, angin puting beliung atau yang lainnya sangat penting untuk tahu cara atasi trauma usai hadapi bencana tersebut.

Baru saja terjadi gempa dengan Magnitudo 6,4 terpusat di Kabupaten Garut, dirasakan cukup kencang oleh warga di Cianjur, Jawa Barat (Jabar). Oleh karena itu, warga yang masih trauma imbas gempa belum lama ini kembali berhamburan keluar dari dalam rumah dan perkantoran menuju lapangan terbuka, Sabtu sore (03/12/2022).

Mungkin anda suka

Bencana alam berpotensi menghasilkan tingkat stres, kecemasan, dan kemarahan yang tinggi pada mereka yang terkena dampaknya. Mereka dianggap sebagai peristiwa traumatis dan berpotensi memicu gangguan stres pasca-trauma (PTSD) pada penyintas.

Upaya atasi trauma efek dari bencana alam

Meskipun dampak bencana alam bisa sangat parah dan berjangkauan luas, ada beberapa langkah yang dapat Anda ambil untuk mengatasinya.

Berikut beberapa cara yang mungkin bisa Anda lakukan untuk atasi trauma akibat bencana alam:

1. Cari dan terhubung dengan dukungan sosial

Penelitian secara konsisten menemukan bahwa intervensi awal, sumber daya, dan dukungan dari orang lain dapat menjadi faktor utama dalam membantu orang mengatasi efek negatif dari peristiwa traumatis, seperti mengutip dari verywellmind, ditulis, Sabtu, (03/12/2022).

Mengingat bencana alam dapat memengaruhi seluruh komunitas, sistem dukungan Anda mungkin melemah oleh bencana alam.

Namun, bahkan berhubungan dengan satu orang pun dapat membuat perbedaan.

2. Identifikasi kelompok pendukung lokal atau konselor krisis yang tersedia untuk diajak bicara

Setelah bencana alam, konselor krisis dapat dihadirkan untuk menawarkan dukungan dan membantu Anda mencari cara mengatasi dampak bencana alam. Manfaatkan peluang ini.

2. Cobalah untuk membuat jadwal

Misalnya mengatur waktu makan yang teratur, bangun pagi, atau berbincang dengan keluarga dan teman. Bencana alam dapat sangat mengganggu jadwal rutin Anda sehingga membuat hidup Anda terasa kacau dan tidak terkendali.

Membuat jadwal harian yang terstruktur dapat membantu Anda membangun rasa prediktabilitas dan kontrol.

3. Bicara tentang dampak bencana alam

Bagikan perasaan Anda dengan orang lain, atau paling tidak, temukan cara untuk mengekspresikan emosi Anda. Bencana alam dapat mengakibatkan perasaan marah, cemas, dan sedih yang kuat. Emosi ini perlu diungkapkan. Jika Anda menahannya, mereka mungkin menjadi lebih intens.

4. Fokus pada perawatan diri

Bencana alam dapat menghabiskan Anda secara fisik maupun emosional. Sangat penting bagi Anda untuk meluangkan waktu untuk merawat diri sendiri.

Perawatan diri merupakan bagian integral dari kesehatan emosional dan fisik. Merawat tubuh, pikiran, dan jiwa Anda dapat meningkatkan kemampuan Anda untuk mengatasi trauma.

Pastikan Anda makan dengan baik, cukup tidur, dan berolahraga. Latihan mindfulness juga telah terbukti membantu para penyintas mengatasi PTSD.

5. Berlatih strategi yang sehat

Setelah bencana alam, Anda akan mengalami sejumlah emosi negatif yang intens. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengidentifikasi cara sehat dalam mengelola emosi ini.

Penggunaan alkohol atau zat lain, tidur berlebihan, dan mencari kenyamanan dalam makanan bisa menjadi strategi jangka pendek yang efektif untuk mengatasi tekanan emosional, tetapi dalam jangka panjang, perilaku ini tidak mengatasi akar masalah dan sering kali meningkatkan tekanan.

6. Cobalah untuk membatasi sumber stres lain dalam hidup Anda

Meskipun Anda mungkin memiliki sedikit kendali atas sumber stres lain dalam hidup Anda, cobalah untuk membatasi sejauh mana Anda membuat keputusan besar atau perubahan hidup.

Tugas terpenting setelah bencana alam adalah memulihkan kehidupan dan emosi Anda. Oleh karena itu, penting untuk menempatkan diri di tempat yang akan lebih mudah untuk melakukan ini.

7. Temukan cara untuk membantu orang lain

Membantu orang lain dapat memberi Anda pilihan hak, tujuan, kontrol, dan pemberdayaan diri.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button