Hangout

5 Tanda Kamu Orang Tua Helikopter

Jumat, 02 Sep 2022 – 22:21 WIB

(foto WebMD)

Istilah orang tua helikopter pertama kali digunakan dalam buku Dr. Haim Ginott tahun 1969 Between Parent & Teenager (Avon Books) oleh para remaja yang mengatakan bahwa orang tua mereka akan melayang-layang di atas mereka seperti helikopter.

Orang tua helikopter mengacu pada gaya mengasuh orang tua yang terlalu fokus pada anak-anak mereka sehingga terlalu mengontrol. Serta mengambil terlalu banyak tanggung jawab dalam pengalaman hidup anak-anaknya, khususnya dalam hal keberhasilan dan kegagalan.

Berikut 5 pertanda yang memungkinkan kamu adalah orang tua helikopter:

1. Ikut campur dalam pertengkaran sang anak

Mengutip laman WebMD, salah satu hal yang menunjukkan bahwa dirimu termasuk ke dalam orang tua helikopter yaitu terlalu ikut campur dalam pertengkaran yang sedang dihadapi oleh sang anak.

Sebaiknya kamu tidak perlu ikut campur, namun jadilah sistem pendukung dengan mengajari sang anak untuk belajar mengendalikan emosi. Bantu mencarikan solusi agar sang anak dapat mengatasi masalahya sendiri.

2. Mengerjakan (Pekerjaan Rumah) PR anak

Beberapa orang tua rela mengerjakan pekerjaan rumah (PR) anaknya agar sang anak mendapatkan nilai yang bagus di sekolah, atau sebagai jalan pintas karena terlalu frustasi untuk mengajari sang anak. Tentu hal ini tidak akan baik bagi sang anak ya untuk kedepannya.

Kamu harus membiarkan sang anak mencari tahu dan mencoba menyelesaikan PR sendiri, kamu juga dapat lebih bersabar ketika mengajari sang anak. Tidak hanya itu, kamu juga dapat memberikan pujian agar anak mampu bertahan di situasi yang sulit.

3. Kamu menjadi pembantu di rumah sendiri

Apakah kamu masih merapikan tempat tidur anakmu, membersihkan kamar anak, atau mencuci pakaian sang anak? Saatnya meringankan bebanmu. Kamu dapat mengajari mereka tanggung jawab, bahkan lebih baik jika dilakukan sejak usia dini.

Kamu bisa coba dengan mulai memberikan tugas yang sederhana seperti merapikan tempat tidur, jelaskan manfaat ketika melakukan hal tersebut. Kemudian pujilah pekerjaan yang dilakukan dengan baik oleh sang anak.

4. Membuat anak bermain aman

Banyak perintah orang tua seperti “Jangan berlari saat hujan!”, “Jangan memanjat pohon”, beberapa kalimat ini cenderung membuat anak menjadi takut ketika akan melakukan sesuatu. Seolah kamu akan mengurung anakmu di dalam gelembung agar mereka tetap aman.

Hal ini justru akan membuat sang anak merasa terkekang dan tidak mengeksplor diri mereka dengan lingkungan sekitar, bahkan hal ini dapat menghambat perkembangan sang anak.

Coba ini sebagai gantinya: Ingat tujuannya adalah untuk menjaganya seaman yang diperlukan, bukan seaman mungkin. Biarkan mereka memanjat pohon, atau jatuh dan lutut mereka tergores.

Hal itu baik untuk pertumbuhan mereka sebagai pribadi dan dapat menjadi pembelajaran bagi mereka.

5. Kamu Tidak Bisa Membiarkan Mereka Gagal

Kegagalan atau kesalahan adalah hal yang wajar, karena setiap orang pernah membuat kesalahan begitu pula orang tua.

Trial and error akan mengajarkan sang anak dalam membuat jalan kehidupan mereka, termasuk membuat mereka belajar mengambil keputusan secara cermat.

Jika anda mengambil alih tugas ini, maka mereka tidak akan belajar bagaimana mengatasi masalah di masa depan.

Biarkan mereka membuat kesalahan sesekali. Ketika mereka gagal, dorong mereka untuk mencoba lagi.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button