Hangout

5 Hal Penting dari Pengalaman Dokter Faheem Younus Terinfeksi Omicron

Dokter Faheem Younus membocorkan pengelamanannya terinfeksi Omicron. Dia mengungkapkan terkonfirmasi positif varian COVID-19, Omicron. Dokter Faheem Younus terinfeksi Omicron pada dua minggu lalu.

Kabar tersebut dia ungkap pada akun twitter pribadinya @FaheemYounus, inilah.com kutip di Jakarta, Senin, (17/01/2022). Pakar penyakit menular AS tersebut

“Berita pribadi, saya terkena Omicron. Dua minggu lalu saya mengalami gejala dan hasil tes menunjukkan saya positif terkena COVID-19,” tulis Faheem.

Dari pengalamannya tersebut, Faheem berbagi pesan penting dan hal yang perlu diperhatikan untuk menjagai kondisi kesehatan agar tidak terinfeksi Omicron. Pentingnya mendapatkan vaksinasi menjadi salah satu kunci untuk mencegah penyebaran virus.

Berikut adalah 5 hal penting dari pengalaman dokter Faheem Younus saat terinfeksi Omicron yang perlu Anda simak.

1. Masker Berfungsi cegah penyebaran COVID-19

Pada akun instagramnya, dia bercerita, menggunakan masker ketika berhadapan dengan orang lain terutama berada di lingkungan bersama pasien COVID-19, membuatnya masih terlindungi dari penularan.

Beda halnya ketika tidak menggunakan masker saat berada di tengah keluarga. Faheem mengaku langsung terpapar COVID-19 ketika tidak menggunakan masker.

“Saya telah berada di sekitar pasien COVID-19 lebih dari 1000 kali dalam ~ 2 tahun dan tidak terkena infeksi karena masker/PPE. Tetapi terpapar selama 2 hari di pertemuan keluarga karena berkumpul tanpa masker dan COVID membuat saya terinfeksi. Jadi iya. Masker bekerja. Pakai N95 atau KN95 kalau bisa,” tulisnya.

2. Vaksin berhasil

Selain masker, kegunaan vaksin sangat berfungsi untuk menangkal virus. Faheem mengaku dia sangat berterimakasih dengan vaksin karena bisa berjuang melawan COVID-19.

“Anda tahu vaksin+penguat melakukan tugasnya ketika pasien kembali bekerja setelah 5 hari (dengan masker đŸ™‚ dan menceritakan kisahnya di Twitter tanpa harus berjuang untuk hidupnya dengan ventilator Saya berterima kasih kepada vaksin. saya berterimakasih pada Tuhan,” tambahnya.

3. Terapkan apa yang sering disampaikan

“Saya tidak membutuhkan antibodi monoklonal, steroid, antibiotik atau paxlovid dll. Terapi simtomatik (yang sudah saya bagikan berkali-kali sebelumnya) sudah cukup Jelas tidak menggunakan ivermectin, HCQ, zinc đŸ™‚ Protokol untuk penyakit parah berbeda,” paparnya.

4. Ingat kematian

“COVID atau tidak ada COVID, sering-seringlah memikirkan kematian Anda sendiri. Ini menempatkan segala sesuatu dalam perspektif dan memungkinkan kita untuk membuat keputusan yang berani dan bermakna Kekebalan kawanan baik; mentalitas kawanan itu buruk,” katanya.

5. Ketahui toleransi risiko Anda

“Semangat, pakai masker KN/N95. Jika COVID masih menyerang Anda, kemungkinan besar Anda akan pulih sepenuhnya,” tambahnya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Mia Umi Kartikawati

Redaktur, traveller, penikmat senja, musik, film, a jurnalist, content creator enthusiast, food lovers, a mom who really love kids. Terus belajar untuk berbagi dan bersyukur dalam jalani hidup agar bisa mendapat berkah.
Back to top button