Hangout

4 Fakta Varian Omicron Dibanding Delta yang Wajib Diketahui

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin sudah mengumumkan terdapat kasus varian COVID-19 Omicron di Indonesia. Meski begitu, masyarakat tidak perlu panik. Karena varian Omicron yang ditemukan tidak bergejala. Berikut adalah empat fakta varian Omicron dibanding varian Delta:

1. Varian Omicron lebih cepat menyebar dibandingkan varian Delta

Komisioner Departemen Kesehatan Masyarakat Chicago Dr. Allison Arwady mengatakan, ada peningkatan keyakinan bahwa varian COVID-19 terbaru, Omicron menyebar lebih cepat dari varian Delta.

Kemungkinan menyebar dengan cepat dan bahkan lebih cepat daripada varian delta, yang berada di balik lonjakan terbaru di Amerika Serikat.

“Data awal menunjukkan bahwa ini mungkin, Anda tahu, mungkin dua hingga dua setengah kali lebih mudah menyebar, sama menularnya dengan varian delta,” kata Dr. Allison Arwady seperti dikutip dari NBC Chicago, Kamis, (16/12/2021).

Direktur CDC Rochelle Walensky mengatakan bahwa data awal menunjukkan fakta varian Omicron lebih menular daripada delta, dengan waktu dua kali lipat sekitar dua hari.

2. Omicron tidak menyebabkan penyakit serius

Menurut analisis data dari Afrika Selatan, Omicron mendorong lonjakan infeksi. Varian ini tampak tidak hanya menyebar lebih luas dari orang ke orang tetapi juga kebal terhadap vaksin. Namun fakta yang ditemukan tidak menyebabkan penyakit yang serius.

3. Fakta varian Omicron tidak meningkatkan rawat inap dibanding Delta

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjelaskan varian Omicron memang jauh lebih rendah dibanding varian Delta dalam keterisian rumah sakit.

“Kita ketahui, hospitalisation-nya memang sangat rendah. Kalau delta itu 20 persen, ini (Omicron) lebih rendah, tapi kita tetap harus waspada. Karena 20 persen dari 100 ribu orang sama dengan 2 persen lebih rendah dari 1 juta orang. Ya jadi tetap penularannya tinggi, diujungnya tetap tekanan di rumah sakit,” papar Menkes pada temu media virtual, di Jakarta, Kamis, (16/12/2021).

Direktur CDC Rochelle Walensky juga menjelaskan data juga menunjukkan, bagaimanapun, bahwa sementara jumlah kasus meningkat, rawat inap tidak meningkat pada tingkat yang sama.

Hal tersebut membuat para ilmuwan percaya bahwa risiko rawat inap dari Omicron mungkin lebih rendah daripada delta atau varian sebelumnya.

Penerimaan rumah sakit untuk orang dewasa yang didiagnosis dengan COVID-19 adalah 29 persen lebih rendah dibandingkan dengan gelombang yang dialami Afrika Selatan pada pertengahan 2020, setelah disesuaikan dengan status vaksinasi, menurut analisis.

4. Gejala Omicron lebih ringan dibanding Delta

Menteri kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjelaskan, temuan kasus pertama varian COVID-19 di Indonesia tidak memperlihatkan gejala berat. Temuan kasus tersebut terlihat justru tanpa gejala.

“Orang ini tanpa gejala, masih sehat, tidak ada demam, tidak ada batuk-batuk,” ungkap Menkes.

Gejala lainnya dari varian Omicron adalah kelelahan, tenggorokan gatal, demam ringan yang akan hilang sendirinya, keringat malam dan badan pegal, serta batuk kering.

Sementara itu, dibandingkan dengan varian delta, gejala yang timbul adalah sakit kepala, sakit tenggorokan, pilek, demam, batuk, kehilangan kemampuan indra penciuman dan perasa.

Mia Umi Kartikawati

Redaktur, traveller, penikmat senja, musik, film, a jurnalist, content creator enthusiast, food lovers, a mom who really love kids. Terus belajar untuk berbagi dan bersyukur dalam jalani hidup agar bisa mendapat berkah.
Back to top button