Arena

3 Tantangan Penggunaan VAR di Liga 1: Infrastruktur, SDM, dan Biaya

PT Liga Indonesia Baru (LIB) dan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) mengungkapkan rencana penggunaan teknologi Video Assistant Referee (VAR) di Liga 1. Langkah ini diambil dalam upaya meningkatkan kualitas liga sepak bola di Indonesia.

VAR, yang merupakan asisten wasit video, hadir untuk membantu wasit dalam pengambilan keputusan di lapangan. Teknologi ini memberikan ketegasan dan ketegasan dalam permainan sepak bola.

Penggunaan VAR dalam sepak bola menjadi lebih dikenal sejak digunakan dalam Piala Dunia 2018 di Rusia. Sejak itu, teknologi VAR mulai diterapkan dalam beberapa kompetisi sepak bola di Eropa.

Rencananya, penggunaan VAR dalam Liga 1 akan dimulai pada musim 2023/2024, tepatnya pada putaran kedua. Persiapan infrastruktur dan sumber daya manusia (SDM) telah dimulai.

Namun, implementasi VAR dalam Liga 1 tidaklah mudah. Terdapat beberapa tantangan dan masalah yang harus diatasi. Berikut adalah beberapa persoalan yang harus diselesaikan oleh PT LIB dan PSSI:

  1. Masalah Infrastruktur Stadion yang Belum Memadai

Infrastruktur stadion di Indonesia masih belum memadai untuk penggunaan VAR. Stadion harus memiliki ruangan khusus yang dilengkapi dengan layar untuk memantau semua kejadian di lapangan. Selain itu, stadion juga harus menyediakan layar di titik tertentu yang dapat digunakan oleh wasit untuk melihat kembali insiden sebelum membuat keputusan.

  1. Kekurangan Sumber Daya Manusia (SDM) di Indonesia

Penggunaan VAR tidak dapat dilakukan oleh satu orang saja. Diperlukan asisten VAR dan operator replay yang jumlahnya dapat disesuaikan dengan jumlah kamera yang digunakan. PT LIB dan PSSI harus mencari sumber daya manusia yang terampil dalam mengoperasikan teknologi VAR. Selain itu, tidak semua wasit di Indonesia memiliki lisensi FIFA, sehingga diperlukan pelatihan yang intensif untuk menggunakan VAR.

  1. Biaya Implementasi VAR yang Tinggi

Implementasi VAR dalam kompetisi sepak bola membutuhkan biaya yang cukup tinggi, diperkirakan sekitar 85 miliar rupiah. Hal ini diungkapkan oleh mantan Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru (LIB), Ahmad Hadian Lukita. PT LIB dan PSSI harus bekerja sama untuk mendapatkan dana yang cukup guna mewujudkan penggunaan VAR dalam Liga 1.

Dengan upaya yang matang dan kerjasama yang baik antara PT LIB dan PSSI, diharapkan penggunaan teknologi VAR dapat menjadi kenyataan dalam Liga 1, meningkatkan kualitas dan keadilan dalam permainan sepak bola di Indonesia.

Back to top button