Hangout

3 Cara Cegah Defisiensi Vitamin D

Meningkatkan daya tahan tubuh tidak hanya cukup dengan berolahraga, namun juga dengan cara cegah defisiensi vitamin D.Masyarakat juga harus memperhatikan asupan yang harus dikonsumsi sehari-hari, termasuk pemenuhan vitamin, khususnya vitamin D.

Kurangnya informasi tentang bagaimana cara yang tepat dalam memenuhi kebutuhan vitamin ini tidak hanya membuat kadar vitamin dalam tubuh pun menjadi tidak optimal dan menimbulkan risiko kesehatan pada tubuh.

Bahkan, Asia Tenggara menjadi salah satu wilayah dengan prevalansi defisiensi vitamin D tertinggi, yakni hingga 70 persen.

“Kurangnya kadar vitamin D dalam tubuh, umum dialami oleh masyarakat, namun kebanyakan orang tidak menyadarinya akibat keluhan yang dirasakan sangat ringan, bahkan tidak ada keluhan sama sekali,” kata  dr. Adam Prabata – General Practitioner & PhD Candidate in Medical Science, saat temu media virtual, Jakarta, ditulis Jumat, (14/01/2022).

Banyak faktor yang dapat menjadi penyebab defisiensi vitamin D, yaitu  fisiologis, seperti usia dan kondisi kesehatan, termasuk obesitas dan atau tubuh tidak dapat menyerap cukup nutrisi dari makanan.

Kemudian, tidak mendapatkan paparan sinar matahari yang memadai, dilihat dari kebiasaan berpakaian, penggunaan tabir surya, dan gaya hidup dengan aktivitas luar ruangan yang terbatas, serta kurangnya asupan makanan yang mengandung vitamin D. Tentu hal ini pada akhirnya berdampak pada kesehatan, khususnya daya tahan tubuh.

Gejala defisiensi vitamin D

“Beberapa gejala defisiensi vitamin D yang dapat ditunjukkan oleh tubuh di antaranya, rendahnya daya tahan tubuh sehingga lebih mudah terkena infeksi, sering merasa lelah, sakit tulang dan otot, serta penyembuhan luka terganggu atau lama,” kata dr. Adam Prabata.

Tak hanya itu, risiko terhadap penyakit lain juga bisa meningkat, seperti gangguan autoimun, diabetes, penyakit kardiovaskular dan kanker, serta komplikasi terkait kehamilan.

Anak-anak yang mengonsumsi ASI dengan vitamin D yang tidak memadai pun memiliki risiko kemungkinan menderita rakhitis.

“Oleh sebab itu, langkah-langkah khusus untuk menghindari terjadinya defisiensi vitamin D ini sangat dibutuhkan, agar mampu meningkatkan daya tahan tubuh, sekaligus menjaga tubuh dari penyakit,” tambah dr. Adam Prabata.

3 cara cegah defisiensi vitamin D bisa Anda simak berikut ini:

1. Melakukan pengecekan kadar vitamin D secara berkala

Pemeriksaan kadar vitamin D rutin 6 (enam) bulan sekali bisa dilakukan untuk mengetahui kadar vitamin D dalam tubuh, di mana normalnya adalah 30-100 ng/mL.

2. Memperbanyak kegiatan di luar ruangan dan mengonsumsi makanan dengan kandungan vitamin D

Memperbanyak kegiatan di luar ruangan, seperti berolahraga, dapat membantu tubuh mendapatkan paparan sinar UV-B dari matahari, di mana diharapkan kulit yang diinduksi oleh sinar UV-B ini dapat memproduksi vitamin D.

Jangan lupa perhatikan waktu dan berapa lama hal tersebut sebaiknya dilakukan. Pemenuhan vitamin D juga dapat berasal dari makanan yang kita konsumsi, seperti salmon, tuna, hati sapi, serta jamur.

3. Mengonsumsi suplemen vitamin D

Memastikan makanan yang dikonsumsi hanya dapat memenuhi 20 persen kebutuhan vitamin D dalam tubuh dan berjemur tidak cukup untuk memenuhi 80 persen sisa kadar vitamin D yang dibutuhkan sehari-hari secara optimal, maka suplementasi sangatlah dibutuhkan.

Vitamin D3 lebih disukai sebagai suplemen dibandingkan D2, karena lebih lama bertahan di darah, serta mampu meningkatkan kadar vitamin D dan menjadikannya bentuk aktif untuk berbagai aksi penting bagi sel-sel tubuh. Karenanya Vitamin D3 1000 IU cukup ideal dikonsumsi untuk menjaga kadar vitamin D tetap optimal, sekaligus mencegah terjadinya defisiensi vitamin D.

Dengan sifat anti-inflamasi dan imunoregulasinya, vitamin D berguna untuk aktivasi pertahanan sistem kekebalan tubuh, sehingga berperan penting dalam pencegahan terhadap infeksi, penyakit, dan gangguan terkait kekebalan tubuh.

“Bahkan terdapat pula sebuah studi yang menyebutkan secara spesifik bahwa pasien dengan kadar serum D3 yang optimal kurang lebih 50 ng/mL, berasosiasi dengan kemungkinan yang sangat kecil untuk mengalami konsekuensi fatal akibat Covid-19. Penggabungan vaksinasi dengan penguatan sistem kekebalan tubuh melalui konsumsi suplemen vitamin D3 secara konsisten berpotensi membantu mencegah risiko-risiko berat virus corona, terutama dengan masuknya varian Omicron sejak pertengahan Desember 2021”, ujar dr. Adam Prabata.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Mia Umi Kartikawati

Redaktur, traveller, penikmat senja, musik, film, a jurnalist, content creator enthusiast, food lovers, a mom who really love kids. Terus belajar untuk berbagi dan bersyukur dalam jalani hidup agar bisa mendapat berkah.
Back to top button