News

21 Tahun Partai Demokrat, Geliat Merebut Kejayaan di Pemilu 2024

Partai Demokrat Jumat hari ini (9/9/2022) tepat berusia 21 tahun dalam mengarungi jagat politik di Tanah Air. Pasang surut telah dilalui partai berlambang mercy itu.

Partai Demokrat pernah melesat menggapai kejayaan lantaran mengantarkan sang penggagas partai, yaitu Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjadi presiden hingga dua periode. Pertama, periode 2004-2009. Kedua, periode 2009-2014. Pada 2009, partai ini bahkan sekaligus tercatat menjadi pemenang pemilu di Tanah Air.

Mungkin anda suka

Kesuksesan Partai Demokrat menempatkan SBY sebagai Presiden RI hingga dua periode tentu meninggalkan kisah tersendiri. Khususnya, bila melihat Partai Demokrat ketika berhasil mengantarkan SBY sebagai Presiden RI untuk kali pertama pada 2004. Saat itu, dalam Pemilu 2004, Demokrat hanya menempati urutan tiga perolehan suara secara nasional.

Namun, pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) yang diusungnya bersama Partai Golkar dan lima partai politik (parpol) lainnya, yaitu SBY-Jusuf Kalla (JK) berhasil memenangkan Pilpres 2004. Pasangan SBY-JK mengalahkan pasangan Megawati Soekarnoputri-Hasyim Muzadi yang diusung PDIP dan enam parpol lainnya dalam putaran kedua Pilpres 2004.

Sebelum maju sebagai capres pada 2004, SBY kala itu dikenal publik sebagai Menteri Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri. Ia kemudian mundur dari kabinet pemerintahan Megawati pada Maret 2004 atau sekitar empat bulan sebelum Pilpres 2004.

Mundurnya SBY dari kabinet ketika itu antara lain diduga akibat “gesekan” dengan Presiden Megawati Soekarnoputri dan suaminya, Taufik Kiemas jelang Pilpres 2004. Setelah itu, popularitas SBY kian menanjak karena sosoknya dianggap melambangkan figur baru sebagai calon pemimpin Indonesia. Purnawirawan Jenderal TNI ini pun digemari kalangan ibu-ibu meski berlatar belakang militer.

SBY muncul sebagai purnawirawan yang terlihat seperti sipil. Citra Partai Demokrat juga melekat pada diri SBY, sehingga terpatri dalam benak masyarakat bahwa dia merupakan seorang demokrat. Puncaknya, SBY memenangkan Pilpres 2004. Nama Partai Demokrat pun kian harum di mata publik.

Catatan positif itu masih berlanjut hingga 2009. Partai Demokrat memenangi Pemilu 2009 dan kembali mengusung SBY sebagai capres menggandeng Boediono selalu cawapres. Pasangan SBY dan Boediono yang didukung Partai Demokrat dan empat parpol lain kemudian menjadi pemenang di Pilpres 2009.

Namun, harus diakui, setelah tahun 2009 atau dalam masa periode kedua kepemimpinan SBY selaku Presiden RI, Partai Demokrat melewati jalan terjal dan menghadapi masa-masa sulit. Sebab, permasalahan korupsi yang menjerat beberapa kader hingga pucuk pimpinan partai ini mencuat ke permukaan.

Tak ayal, posisi Partai Demokrat pun anjlok. Pada Pemilu 2014, partai ini menempati posisi keempat perolehan suara nasional. Selanjutnya, Demokrat pun tidak masuk lingkaran kekuasaan. Kondisi ini berlangsung kurun waktu 2014 hingga 2019 dan berlanjut hingga kini.

Dalam kondisi tersebut, kisruh internal berupa percobaan kudeta ketua umum juga sempat mengemuka.

Kini jajaran pengurus Partai Demokrat mesti berpikir ulang tentang skema, strategi, dan taktik meraih simpati publik. Tujuannya untuk bisa merebut kejayaan dalam Pemilu 2024.

Strategi itu juga untuk memunculkan ketua umum Partai Demokrat saat ini, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) agar bisa bertarung dalam Pilpres 2024. Sosok AHY sebelumnya telah dimunculkan dalam Pilkada DKI Jakarta 2017. Ia maju sebagai calon gubernur berpasangan dengan Sylviana Murni.

Terkait hal kedua hal tersebut, Pengamat Politik Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin mengatakan, Partai Demokrat dan ketua umum AHY perlu mengintensifkan kehadiran di tengah masyarakat. Langkah ini dinilai akan mampu menuai simpati masyarakat dan dapat berimbas positif pada kiprah partai maupun sosok AHY pada Pemilu 2024.

“Demokrat kalau mau bagus, ya hadir di tengah masyarakat dan membantu bukan pada saat pemilu saja. Karena punya motto berkoalisi dengan rakyat, memperjuangkan aspirasi dan hak rakyat. Sejauh mana sudah dilakukan atau belum,” kata Ujang Komarudin, Kamis (8/9/2022).

Ujang pun mendorong AHY diminta untuk terjun langsung bertemu dengan masyarakat. Tujuannya mendengar aspirasi guna memperjuangkan kepentingan rakyat. Hal tersebut dapat berpotensi membuat AHY menerobos ke kasta teratas bursa capres

“Strategi AHY capres itu harusnya sederhana, bagaimana dia mendapatkan simpati rakyat. Simpati hadir dengan cara terus lebih sering menyapa dan turun ke masyarakat secara langsung. Membangun kedekatan dengan rakyat. Lambat laun, rakyat memberikan simpati kepada AHY. Yang penting door to door menyapa masyarakat,” terang Ujang.

AHY saat ini harus lebih berkeringat. Pasalnya, ia tak bisa menyedot perhatian masyarakat seperti halnya dilakukan SBY yang begitu mudah menarik simpati publik pada Pilpres 2004 dan 2009.

Terlebih, AHY jangan mengikuti praktik politik yang serampangan atau mendadak. Sehingga, perjumpaan AHY dengan rakyat tak hanya sekadar menjelang pemilu saja, tetapi hadir setiap saat kala masyarakat membutuhkan.

“Hadir setiap saat ke masyarakat. Bukan saat pemilu saja,” sambungnya.

Bila tak begitu, AHY bakal sulit mencapai kemenangan mutlak seperti yang pernah diraih ayahnya. Seiring langkah tersebut, AHY harus tetap berusaha melakukan penjajakan politik dan menajamkan strategi agar masyarakat tersedot perhatiannya.

Sebab, bila AHY terkesan berhenti melakukan akselerasi politik ke tengah masyarakat, maka ia bukan hanya tenggelam dari daftar nama figur potensial capres dan cawapres. Tetapi, Partai Demokrat juga akan terus tergerus dan terdegradasi secara elektoral.

Dirgahayu Partai Demokrat Ke-21!

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button