Saturday, 29 June 2024

15 Ribu Mahasiswa Indonesia di Al-Azhar, Menag Yaqut dan Wakil Grand Syaikh Bahas Langkah Strategis

15 Ribu Mahasiswa Indonesia di Al-Azhar, Menag Yaqut dan Wakil Grand Syaikh Bahas Langkah Strategis


Wakil Grand Syaikh Al-Azhar Kairo, Muhammad Ad-Duwainy, bertemu dengan Menteri Agama RI, Yaqut Cholil Qoumas, di Jakarta pada Selasa (25/6/2024) .

Pertemuan ini membahas penguatan kerja sama pendidikan antara Indonesia dan Al-Azhar. Saat ini, sekitar 15 ribu mahasiswa Indonesia sedang menempuh studi di Universitas Al-Azhar, Kairo.

Menurut Ad-Duwainy, mahasiswa Indonesia menempati urutan jumlah terbanyak di Al-Azhar. Mereka dianggap mampu meraih prestasi yang bagus dan memiliki akhlak yang baik.

Ad-Duwainy, yang didampingi oleh Penasehat Grand Syaikh Al-Azhar urusan Mahasiswa Internasional, Nahlah Al-Soidy, menekankan pentingnya semua lembaga pendidikan di Indonesia untuk mengajukan muadalah (penyamaan) ke Al-Azhar sebagai syarat utama untuk dapat belajar di universitas tersebut.

Ad-Duwainy menyampaikan bahwa satu-satunya lembaga yang berhak dan telah disahkan oleh Majelis A’la Al-Azhar untuk mengadakan ujian masuk bagi calon mahasiswa Universitas Al-Azhar adalah Markaz Tatwir. Lembaga ini berada langsung di bawah Masyikhotil Azhar yang dipimpin oleh Nahla.

Dia juga menambahkan bahwa Markaz Tatwir akan bekerja sama dengan Kementerian Agama RI, KBRI Kairo, dan Kedutaan Besar Mesir di Jakarta dalam pelaksanaan seleksi tersebut. Beliau juga meminta Kemenag untuk bekerja sama dengan Markaz Tatwir dalam pengembangan Bahasa Arab di Indonesia.

Nahlah menjelaskan bahwa ke depan, semua hal teknis terkait kompetensi akademis dan Bahasa Arab yang harus dimiliki oleh calon mahasiswa akan dilakukan di Indonesia. Dengan demikian, saat tiba di Kairo, mereka dapat langsung memulai kuliah di Universitas Al-Azhar.

Nahlah juga menegaskan bahwa pondok pesantren yang sudah mendapatkan muadalah (penyamaan) dari Al-Azhar diwajibkan mengajarkan manhaj Al-Azhar, sehingga lulusannya bisa langsung mendaftar di Universitas Al-Azhar.

Menteri Agama merespon positif apa yang disampaikan oleh Ad-Duwainy dan Nahla dengan segera mengirimkan delegasi Kemenag ke Kairo untuk membahas hal-hal teknis terkait proses pendaftaran calon mahasiswa ke Universitas Al-Azhar serta penguatan kerja sama pendidikan dan dakwah islamiyah.

Ad-Duwainy menyampaikan apresiasi kepada Kementerian Agama RI atas kerja sama dan peranannya dalam mewujudkan regulasi yang benar agar tidak terjadi hal-hal yang merugikan banyak pihak.

Al-Azhar berkomitmen mencetak generasi unggulan yang berwawasan moderat (wasatiyyat Islam) dan menjadi duta-duta Al-Azhar di seluruh dunia. Al-Azhar juga siap memberikan pelatihan imam dan dai bagi yang membutuhkan.

Dalam kesempatan tersebut, Menteri Agama menyampaikan terima kasih atas perhatian dan kemurahan hati Pimpinan Al-Azhar kepada mahasiswa Indonesia, termasuk pemberian sekitar 200 beasiswa khusus kepada mahasiswa Indonesia di Al-Azhar. Kemenag siap bekerja sama dengan Al-Azhar dalam penguatan kerja sama pendidikan dan pelatihan.

Turut hadir dalam pertemuan tersebut Duta Besar Mesir untuk Indonesia HE. Yasser El-Shemy, Direktur PTKI Kemenag, Atdikbud, Pejabat Pensosbud, Protkons KBRI Kairo, serta Pejabat Kemenlu RI.